GAMBARAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN THYPOID FEVER DI RAWAT INAP KLINIK BPM (BHAKTI PRATAMA MAYANG)

Latar belakang: Thypoid fever merupakan penyakit menular. Di Klinik Bhakti
Pratama Mayang (BPM) berada diurutan pertama dari 10 besar penyakit yang
dirawat, selama 6 bulan pertama di tahun 2022. Pada pengobatnya, golongan
sefalosporin generasi ke 3 menjadi pilihan utama di klinik BPM.
Ketidakrasionalan ketepatan obatnya, ketepatan dosis, termasuk durasi pemberian
antibiotik di Klinik BPM mungkin terjadi. Tujuan penelitian ini memberikan
gambaran rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien Thypoid fever. Metode:
desain penelitian deskriptif dengan populasi data sekunder catatan rekam medis
pasien Thypoid fever di Rawat Inap Klinik BPM tahun 2022. Sampel berjumlah
96 data rekam medis pasien dengan teknik total populasi, alat ukur ceklist dan
lembar rekapitulasi data dengan analisis deskriptif distribusi frekuensi dan
persentase Hasil: Macam antibiotic yang dipakai untuk pasien rawat inap demam
thypoid di Klinik BPM hampir seluruhnya golongan sefalosporin yaitu sebagian
besar (53%) cefotaxim dan (44%) ceftriaxone. Rasionalitas antibiotic yang
digunakan pada pasien rawat inap demam thypoid semuanya rasional yaitu Tepat
Diagnosis, Tepat Pasien, Tepat Rute Pemberian, dan hampir semuanya untuk
Tepat Regimen Dosis (95%) serta Tepat Lama Pemberian (88%). Kesimpulan:
Antibiotik golongan sefalosporin (cefotaxim dan ceftriaxone) menjadi pilihan
utama antibiotik untuk pasien Thypoid fever di Klinik BPM dan rasionalitas
pemberian terapi antibioticnya untuk 3 tepat semuanya 100% (Diagnosis, Pasien,
Rute Pemberian), dan 2 Tepat lainnya hampir semuanya untuk Regimen Dosis
(95%) dan Lama Pemberian (88%) Diskusi: Kloramfenikol merupakan antibiotik
lini pertama pengobatan demam tifoid, di Klinik BPM lebih banyak digunakan
golongan sefalosporine generasi 3 karena durasi terapi yang lebih singkat
sehingga biaya terapi menjadi lebih rendah