HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWI DI SMP NEGERI 1 ARJASA

Latar Belakang: Premenstrual Syndrome yang terjadi pada kalangan remaja dapat memengaruhi
produktivitas dan kesehatan mental. Prevalensi PMS di Indonesia semakin meningkat dan sekitar
80% wanita usia remaja mengalami gejala premenstrual syndrome yang dapat mengganggu
kehidupan sehari-hari. Stres dapat memicu kejadian premenstrual syndrome. Dampak dari kejadian
premenstrual syndrome ini tidak hanya pada fisik dan psikologi saja tetapi juga berdampak pada
aktivitas sosial, hubungan interpersonal, hubungan dengan keluarga dan kualitas hidup yang negatif.
Pada siswi SMP, premenstrual syndrome dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi belajar,
terganggunya komunikasi dengan teman, dan dapat juga meningkatkan absensi kelas.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Tingkat Stress dengan
Kejadian Premenstrual Syndrome Pada Siswi SMP Negeri 1 Arjasa.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasi menggunakan desain cross sectional
study. Pengumpulan data menggunakan kuisioner DASS-21 dan sPAF. Populasi yang digunakan
adalah seluruh remaja putri SMPN 1 Arjasa berjumlah 158. Pengambilan sampel menggunakan
teknik simple random sampling sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61 responden. Data yang
diperoleh diolah secara analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil: Hasil uji statistik didapatkan nilai p value sebesar 0,031 (α = < 0,05), sehingga dapat
disimpulkan ada hubungan antara tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome pada siswi
SMP Negeri 1 Arjasa.
Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat stress dengan kejadian premenstrual syndrome pada siswi
SMP Negeri 1 Arjasa.
Saran : Stress dapat mempengaruhi kejadian premenstrual syndrome secara signifikan. Oleh
karena itu, diharapkan siswi dapat memanajemen stress secara mandiri dengan cara menyediakan
waktu untuk bersantai, istirahat yang cukup, serta olahraga secara teratur.