PERBEDAAN SIKAP REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DINI SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN EDUKASI MELALUI AUDIO VISUAL DI SMA 10 NOPEMBER KALISAT

Latar belakang: Pernikahan dini masih menjadi masalah serius di Indonesia, terutama di
Kabupaten Jember dengan 1.049 kasus tercatat pada tahun 2022. Tingginya angka ini
menimbulkan berbagai dampak sosial, kesehatan, dan pendidikan. Studi pendahuluan
menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Jember memiliki sikap yang permisif terhadap
pernikahan dini, mencerminkan pemahaman yang masih rendah. Oleh karena itu, perhatian
khusus perlu diberikan pada pembentukan sikap remaja agar lebih kritis dan sadar akan risiko
pernikahan dini.
Tujuan: untuk menganalisis perbedaan sikap remaja tentang pernikahan dini sebelum dan
sesudah diberikan edukasi melalui audio visual di SMA 10 NOPEMBER KALISAT.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental dengan desain
one-group pretest-posttest, yang melibatkan siswa SMA 10 Nopember Kalisat sebagai subjek.
Data dikumpulkan melalui kuesioner skala Likert yang mengukur aspek sikap. Populasi 70
siswa/i kelas 1,2, dan 3 dengan sampel terdiri dari 70 siswa/siswi dari kelas 1,2 dan 3 yang
diambil melalui non probability sampling dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner Sikap dan diolah menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap responden meningkat dari 35,08 pada pretest
menjadi 39,33 setelah intervensi. Dengan uji Wilcoxon melalui SPSS, diperoleh hasil p-value
sebesar 0,000, yang lebih kecil dari α 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak,
sehingga terdapat perbedaan signifikan pada sikap remaja mengenai pernikahan dini sebelum
dan sesudah diberikan edukasi melalui audiovisual.
Kesimpulan: Edukasi melalui media audiovisual terbukti efektif dalam meningkatkan sikap
remaja terhadap pernikahan dini.