HUBUNGAN TINGKAT NYERI DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN PASCA OPERASI TONSILEKTOMI DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BONDOWOSO

Latar Belakang : Pasien pasca operasi tonsilektomi sering mengalami nyeri yang signifikan, yang
dapat memengaruhi kualitas tidur mereka. Kualitas tidur yang buruk selama masa pemulihan dapat
memperlambat proses penyembuhan dan berdampak negatif pada kondisi fisik serta psikologis
pasien.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat nyeri dan kualitas
tidur pada pasien pasca operasi tonsilektomi di Rumah Sakit Bhayangkara Bondowoso.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Sebanyak 40 pasien pasca operasi tonsilektomi dipilih melalui purposive sampling. Instrumen
pengumpulan data terdiri dari Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur tingkat nyeri dan
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk menilai kualitas tidur. Analisis data dilakukan
menggunakan uji chi-square dan korelasi Spearman.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mengalami nyeri sedang
(37,5%) dan nyeri berat (30%), serta kualitas tidur yang buruk (55%). Uji korelasi menunjukkan
adanya hubungan signifikan antara tingkat nyeri dan kualitas tidur, dengan nilai p = 0,025 dan
koefisien korelasi r = 0,600, yang menunjukkan hubungan berkekuatan sedang dan searah.
Kesimpulan : Terdapat hubungan signifikan antara tingkat nyeri dan kualitas tidur pada pasien
pasca operasi tonsilektomi. Semakin tinggi nyeri yang dirasakan, semakin buruk kualitas tidur
pasien. Temuan ini menegaskan pentingnya pengelolaan nyeri yang efektif dalam perawatan pasca
operasi untuk meningkatkan kualitas tidur dan mempercepat pemulihan pasien.