PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TUMIS JANTUNG PISANG KEPOK PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS JELBUK

Latar Belakang: ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi karena mudah dicerna dan mengandung zat gizi penting untuk pertumbuhan serta kekebalan tubuh. Namun, Menurut Putri et al. (2020), 80% dari 20 ibu postpartum di Indonesia mengalami produksi ASI kurang. Lestari (2021) mencatat 76,6% dari 23 responden di Jawa Timur mengalami hal serupa. Di Jember, Wardani (2024) menemukan 75% dari 16 ibu postpartum mengalami kekurangan produksi ASI. Studi pendahuluan peneliti di Puskesmas Jelbuk menunjukkan 7 dari 10 ibu postpartum memiliki produksi ASI yang kurang.Tujuan mengetahui perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah pemberian tumis jantung pisang kepok pada ibu nifas di Puskesmas Jelbuk. Metode kuantitatif dengan desain pra-eksperimental menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian adalah 28 ibu menyusui pada hari ke 4-10 postpartum, dengan sampel sejumlah 16 responden yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dan lembar observasi. Intervensi yang diberikan adalah tumis jantung pisang kepok sebanyak dua kali sehari (pagi dan sore), masing-masing 250 gram, dengan total 500 gram per hari. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan nilai p 0,000 < α 0,05, maka (H0) ditolak dan (Ha) diterima. sehingga terdapat perbedaan yang signifikan. Kesimpulan 500gr tumis jantung pisang kepok terbukti efektif dapat meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas . Saran diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan serta edukasi nutrisi bagi ibu nifas melalui pemanfaatan makanan lokal, khususnya tumis jantung pisang kepok, sebagai upaya meningkatkan produksi ASI secara alami dan terjangkau.