HUBUNGAN FAKTOR USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM SRIKANDI IBI JEMBER

Latar Belakang: Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan neonatal yang berdampak serius terhadap kelangsungan hidup bayi. Secara global, setiap tahun terdapat sekitar 15–20 juta kasus BBLR. Di Indonesia, prevalensi BBLR masih cukup tinggi, yakni 6,2%. Data rekam medis di RSU Srikandi IBI Jember tahun 2024 mencatat 1.501 kelahiran dengan 168 kasus BBLR (11,19%), menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional. Faktor usia ibu saat hamil berperan penting terhadap risiko terjadinya BBLR, terutama pada kelompok usia <20 tahun dan >35 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan usia ibu saat hamil dengan kejadian BBLR di RSU Srikandi IBI Jember tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif retrospektif. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling, dengan jumlah sampel 168 kasus BBLR dari seluruh kelahiran tahun 2024. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Sebagian besar kasus BBLR ditemukan pada ibu dengan usia <20 tahun dan >35 tahun, sedangkan pada kelompok usia 20–35 tahun jumlahnya lebih rendah. Uji Chi-Square memperoleh nilai p = 0,002 (p<0,05), yang menunjukkan adanya hubungan bermakna antara usia ibu dan kejadian BBLR. Kesimpulan: Usia ibu berpengaruh signifikan terhadap kejadian BBLR. Saran: Tenaga kesehatan perlu meningkatkan edukasi prakonsepsi, konseling usia ideal kehamilan, serta pemantauan antenatal care (ANC) untuk menekan angka BBLR.