PERBANDINGAN EKSTRAKSI MASERASI DAN ULTRASONIC ASSISTED EXTRACTION TERHADAP KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L.)

Latar Belakang: Metode ekstraksi konvensional maserasi banyak digunakan karena peralatan sederhana dan mudah ditemui, namun metode maserasi memiliki limitasi penggunaan pelarut dalam jumlah besar sehingga menimbulkan risiko keselamatan bagi manusia maupun bagi lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut telah ditemukan metode ekstraksi yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien dalam menyari suatu sampel tanaman salah satunya adalah Ultrasonic Assisted Extraction (UAE).
Tujuan: Penelitian dilakukan untuk menganalisa perbandingan kadar flavonoid total serta aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica L.) melalui metode maserasi dan UAE (Ultrasonic Assisted Extraction).
Metode: Daun beluntas diekstraksi menggunakan maserasi dan Ultrasonic Assisted Extraction (UAE). Pengukuran kadar flavonoid total dilakukan menggunakan prinsip kolorimetri dengan reagen AlCl3 sedangkan aktivitas antioksidan didasarkan pada reduksi radikal bebas DPPH.
Hasil: Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan IC50 sedangkan kadar flavonoid total dinyatakan dalam Quercetin Equivalent. Rerata kadar flavonoid total pada sampel daun beluntas dengan metode UAE adalah 54,3618 ± 0,2 mg/QE gram, sedangkan pada ekstraksi maserasi diperoleh rerata 37,1714 ± 0,8 mg QE/gram. Sampel daun beluntas hasil ekstraksi UAE tergolong sangat kuat dengan IC50 49,5901 ± 0,2 μg/mL. Sementara itu, ekstrak yang diperoleh melalui metode maserasi memiliki nilai IC50 79,5806 ± 0,2 μg/mL.
Kesimpulan: Ekstraksi sonikasi menghasilkan kadar flavonoid serta aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan maserasi. Uji statistik dengan Independent t-test menunjukkan perbedaan signifikan dengan P value < 0,05 antara kedua metode tersebut.