HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN OBAT ANTITUBERKULOSIS PARU DENGAN EFEK SAMPING OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT X

Latar Belakang: Menurut Global Tuberculosis Report Sebanyak 85% pasien dengan TB paru berhasil diobati dalam kurun waktu selama enam bulan dengan rutin minum obat dan melakukan perawatan lainnya untuk mengobati efek samping dari infeksi yang terjadi, namun 15% diantaranya mengalami kegagalan dikarenakan putus obat, pasien tidak tahan dengan efek samping obat yang disebabkan oleh penggunaan obat dalam jangka waktu enam bulan atau lebih. Efek samping obat antituberkulosis diantaranya gangguan gastrointestinal yaitu mual, muntah, gatal, kesemutan, bahkan efek samping beratnya berupa gangguan pendengaran, pengelihatan dan hepatotoksisitas.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan lama penggunaan obat dengan efek samping obat terhadap pasien TB di Rumah Sakit X
Metode: Penelitian ini termasuk dalam kategori analitik observasi dengan menggunakan desain crossectional. Sampel yang digunakan sebanyak 93 pasien dengan teknik consecutive sampling. Analisia data menggunakan uji spearman.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien laki-laki lebih banyak terdiagnosis TB (58%), dengan kelompok usia paling dominan berada pada rentang 31-60 tahun (69%). Lama penggunaan obat antituberkulosis paling banyak pada jangka pendek yaitu (58%). Efek samping yang paling banyak pada kategori ringan (86%). Analisis uji Spearman Test menghasilkan p-value 0.002 (<0.05).
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara lama penggunaan obat antituberkulosis paru dengan efek samping obat. Namun penelitian ini hanya sebatas melihat data rekam medis tanpa melihat secara langsung kondisi keluhan dan efek samping yan dialami pasien TB. Peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk tidak hanya sekedara melihat data rekam medis pasien, tetapi melihat kondisi keluhan dan efek samping secara langsung yang dialami pasien TB selama pengobatan