PERBEDAAN HASIL SKRINING RISIKO KEHAMILAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBENTUKAN KADER TIM PENDAMPING KELUARGA (TPK)

Latar belakang: Komplikasi kehamilan masih menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) di Indonesia. Pada tahun 2023, tercatat 4.129 kasus AKI dan AKB sebesar 3,8 per 1.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Jember, jumlah AKI tahun 2024 mencapai 39 orang dan AKB sebanyak 128 kasus. Komplikasi yang menyebabkan AKI dan AKB dapat dicegah dengan mengidentifikasi risiko sejak masa kehamilan melalui skrining. Saat ini, skrining risiko kehamilan di tingkat desa dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang dibentuk sejak tahun 2022. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan hasil skrining risiko kehamilan sebelum dan sesudah pembentukan kader TPK. Metode: Desain penelitian kuantitatif Cross Secsational. Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 ibu hamil, terdiri dari 46 ibu yang tercatat di 6 Posyandu Desa Ampel pada bulan September 2024 dan 44 ibu hamil yang telah melahirkan pada periode Juni hingga Desember 2021. Instrumen penelitian berupa catatan rekam medis terkait status pelaksanaan skrining risiko kehamilan. Analisis dengan uji Chi-Square. Hasil: penelitian menunjukkan peningkatan cakupan skrining risiko kehamilan setelah pembentukan kader TPK, yaitu K1 dari 40,1% menjadi 89,1%. Pemeriksaan Laboratoirum dari 20,5% menjadi 56,5%. K4 dari 36,4% menjadi 82,6%. K6 dari 4,5% menjadi 71,7%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok sebelum dan sesudah pembentukan kader TPK dalam capaian K1(p=0,000), tes Lab (p=0,001), K4(p=0,000), K6(p=0,000). Kesimpulan : ada perbedaan hasil skrining faktor risiko pada ibu hamil sebelum dan sesudah pembentukan kader TPK. Saran: Sebaiknya kader TPK tetap melaksanakan kegiatan yang baik ini, dan jika bisa dapat di tingkatkan.