Sari, Lerisa Mayang Aprilia (2025) ETNOMEDISIN TANAMAN OBAT FAMILI APIACEAE PADA MASYARAKAT SUKU TENGGER DI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG. Other thesis, Universitas dr. SOEBANDI.
Abstrak Lerisa Mayang.pdf
Download (402kB)
Abstract
Latar Belakang : Etnomedisin merupakan salah satu kajian pada bidang etnobotani yang mengungkapkan pengetahuan berbagai etnis dalam menjaga kesehatannya. Etnomedisin adalah persepsi dan konsep kajian tentang kesehatan masyarakat lokal atau sistem medis etnis tertentu yang berada di suatu wilayah. Permasalahan saat ini yang terjadi di masyarakat suku Tengger Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang ialah 60% pengobatan tradisional yang berasal dari nenek moyang akan semakin terkikis dan menghilang seiring dengan perkembangan jaman.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi tanaman obat yang sering dimanfaatkan, khasiat, kepercayaan tanaman sebagai obat, serta penggunaan tanaman sebagai pengobatan, bagian tanaman yang digunakan, serta efektivitas tanaman pada masyarakat suku Tengger di Desa Argosari dan Desa Ranupani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang.
Metode : Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan Analisa data kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional, populasi penelitian ini adalah 4.913 masyarakat suku tengger dengan besar sampel 98 responden, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Suku Tengger memanfaatkan 6 jenis tanaman dari famili Apiaceae, yaitu seledri (Apium graveolens), wortel (Daucus carota), adas (Foeniculum vulgare), peterseli (Petroselinum crispum), jintan (Cuminum cyminum), dan pegagan (Centella asiatica). Manfaat dari tanaman famili apiaceae diantaranya sebanyak 97(70,29%) masyarakat menggunakan sebagai pengobatan, 24(17,39%) sebagai kebersihan tubuh, dan 17(12,32%) sebagai aromaterapi. Hasil analisis Fidelity Level (FL) menunjukkan bahwa seledri juga memiliki tingkat kepercayaan tertinggi (92%) dalam hal pengobatan. Use Value (UV) menunjukkan bahwa seledri memiliki nilai penggunaan tertinggi (0,9). Hasil Informant Concencus Factor (ICF) juga menunjukan bahwa seledri mempunyai nilai khasiat tertinggi untuk mengobati penyakit hipertensi (0,95). Cara penggunaan yang paling banyak digunakan adalah dengan cara direbus 73(45,06%). Selain itu, berdasarkan hasil analisis Plant part value (PPV) penggunaan bagian tanaman yang paling umum adalah daun 59(35%), Adapula efektifitas tanaman obat tersebut dimana sebanyak 47 masyarakat mengatakan cukup efektifitas, 44 masyarakat mengatakan sangat efektivitas, 5 masyarakat mengatakan tidak terlalu efektif, dan sisanya 2 masyarakat mengatakan tidak efektif sama sekali.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil inventarisasi didapatkan 6 jenis tumbuhan famili apiaceae yang sering digunakan dan juga dipercaya terkait khasiatnya oleh masyarakat suku Tengger yaitu tanaman seledri yang paling banyak digunakan sebagai pengobatan hipertensi, cara penggunaan tanaman ini yaitu dengan cara direbus dan yang paling banyak digunakan adalah bagian daun. Hampir setengah masyarakat suku Tengger menilai bahwa tanaman seledri sangat efektif untuk mengobati penyakit. Adapun wortel sebagai kesehatan mata, adas perut kembung, peterseli sembelit, jinten sebagai gangguan pencernaan, dan pegagan sebagai penyembuhan luka.
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
| Depositing User: | Unnamed user with email perpustakaan@stikesdrsoebandi.ac.id |
| Date Deposited: | 14 Oct 2025 07:05 |
| Last Modified: | 14 Oct 2025 07:05 |
| URI: | http://repo.uds.ac.id/id/eprint/2505 |
