PENGARUH PENERAPAN POSISI SEMI-FOWLER DAN SLOW DEEP BREATHING TERHADAP GANGGUAN RESPIRASI DAN PENURUNAN INTENSITAS NYERI AKUT DI RUANG IGD RSUD dr. H KOESNADI BONDOWOSO

Pendahuluan : Sistem respirasi merupakan komponen penting dalam menjaga
keseimbangan oksigen dan karbondioksida dalam tubuh. Ketika terjadi gangguan
pada sistem ini, fungsi pertukaran gas dapat terganggu dan menimbulkan berbagai
gejala klinis, yaitu sesak napas yang disertai dengan rasa nyeri dada. Terapi non
farmakologis yang dapat dilakukan yaitu penerapan posisi semi-fowler dan slow
deep breathing. Tujuan : Untuk mengeksplorasi pengaruh penerapan posisi semifowler
dan slow deep breathing terhadap gangguan respirasi dan penurunan
intensitas nyeri akut. Metode : Menggunakan case study dengan pendekatan proses
asuhan keperawatan, yang melibatkan 1 responden, dengan memiliki masalah
gangguan respirasi dan nyeri. Instrumen penelitian yaitu lembar observasi skala
penilaian numeric, standar operasional prosedur (SOP) posisi semi-fowler dan slow
deep breathing. Hasil : Pemberian intervensi ini dilaksanakan dari pasien datang ke
IGD beserta observasi setiap 2jam dan didapatkan bahwa terjadi dyspnea menurun
dan skala nyeri menurun yaitu pada Ny.Y RR dari 45x/menit menjadi 25x/menit,
SPO2 dari 93% menjadi 97% dan skala nyeri dari skala 7 menjadi skala 2. Diskusi
: Posisi semi-fowler dapat meningkatkan ekspansi paru, menurunkan beban kerja
pernapasan sehingga dapat memperlancar pernapasan dan meningkatkan perluasan
paru serta oksigen lebih mudah masuk ke paru dan pola pernapasan optimal. Slow
deep breathing mampu meredekan rasa nyeri pada pasien. Dengan melakukan
latihan relaksasi pernapasan, dapat menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi
pernapasan, detak jantung, serta mengurangi ketegangan otot. Saran : Intervensi
ini dapat diadopsi oleh tenaga kesehatan kepada pasien dengan dyspnea dan nyeri
akut.