Jalil, Cahya Putri (2025) AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) DAN DAUN NILAM (Pogostemon cablin) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans. Other thesis, Universitas dr. SOEBANDI.
Abstrak Cahya.pdf
Download (832kB)
Abstract
Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit infeksi kronis yang menyerang jaringan keras gigi akibat aktivitas bakteri seperti Streptococcus mutans. Bakteri ini berperan penting dalam proses demineralisasi enamel melalui produksi asam dari metabolisme karbohidrat. Penggunaan antibiotik masih menjadi metode utama dalam pengendalian karies, namun resistensi dan efek sampingnya mendorong pengembangan alternatif dari bahan alam. Tanaman beluntas (Pluchea indica) dan nilam (Pogostemon cablin) diketahui mengandung senyawa aktif yang bersifat antibakteri.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efektivitas ekstrak tunggal daun beluntas dan nilam, serta kombinasi ekstrak daun beluntas dan daun nilam 1:2 terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
Metode: Ekstrak daun beluntas dan daun nilam didapat dari proses ekstraksi dengan metode maserasi selama 3x24 jam menggunakan etanol 96%. Skrining fitokimia dilakukan menggunakan metode uji tabung untuk mengidentifikasi golongan senyawa aktif dalam ekstrak. Uji daya hambat antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran.
Hasil: Hasil skrining menunjukkan bahwa kedua ekstrak mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan steroid, namun hanya daun nilam yang mengandung terpenoid. Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat uji aktivitas antibakteri, ekstrak beluntas, konsentrasi 25% diperoleh diameter zona hambat rata-rata sebesar 9,23 ±1,25 mm dan konsentrasi 50%, rata-rata diameter zona hambat meningkat menjadi 11,92±1,58 mm. Hasil zona hambat ekstrak tunggal nilam konsentrasi 25% diperoleh rata-rata sebesar 6,44±0,96 mm dan konsentrasi 50% juga mengalami peningkatan sebesar 7,83±0,17 mm. Hasil ekstrak kombinasi daun beluntas dan daun nilam pada konsentrasi 25% memiliki rata-rata sebesar 7,43±1,49 mm dan pada ekstrak kombinasi konsentrasi 50% memiliki rata-rata sebesar 8,82±0,73 mm. Pada kelompok kontrol positif (K+) memiliki rata-rata sebesar 11,77±1,37 mm, sedangkan kelompok kontrol negatif (K-) tidak terdapat zona hambat. Ekstrak daun beluntas konsentrasi 50% menunjukkan daya hambat paling tinggi terhadap Streptococcus mutans, dengan rata-rata zona hambat sebesar 11,92 ± 1,58 mm. Terdapat perbedaan signifikan (p < 0,05) antara daya hambat ekstrak tunggal dan kombinasi, baik pada konsentrasi 25% maupun 50%. Kombinasi ekstrak menunjukkan aktivitas yang lebih rendah dibandingkan ekstrak tunggal beluntas.
Kesimpulan: Kesimpulannya, ekstrak etanol daun beluntas memiliki potensi antibakteri yang lebih efektif dibandingkan kombinasi dengan daun nilam dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
| Depositing User: | Unnamed user with email perpustakaan@stikesdrsoebandi.ac.id |
| Date Deposited: | 30 Oct 2025 04:19 |
| Last Modified: | 30 Oct 2025 04:19 |
| URI: | http://repo.uds.ac.id/id/eprint/2580 |
