EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP INTENSITAS MUAL MUNTAH PADA PASIEN PASCA KEMOTERAPI DI RUANG GARDENA RUMAH SAKIT DAERAH dr. SOEBANDI JEMBER

Pendahuluan: Mual dan muntah merupakan efek samping yang sering dialami pasien pasca kemoterapi dan dapat menurunkan kenyamanan, kualitas hidup, serta kepatuhan terhadap terapi. Salah satu intervensi nonfarmakologis yang dinilai efektif dalam mengurangi keluhan tersebut adalah aromaterapi peppermint. Untuk mengetahui efektivitas aromaterapi peppermint terhadap intensitas mual dan muntah pada pasien pasca kemoterapi di Ruang Gardena RSUD dr. Soebandi Jember. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus (case study) dengan dua responden yang menjalani kemoterapi dan mengalami keluhan mual muntah. Intervensi diberikan berupa inhalasi aromaterapi peppermint selama 15 menit per hari selama tiga hari berturut-turut. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Rhodes Index of Nausea, Vomiting, and Retching (RINVR). Hasil: Sebelum intervensi, Ny. A memiliki skor RINVR sebesar 12 dan Tn. B sebesar 11. Setelah dilakukan intervensi, skor keduanya mengalami penurunan signifikan menjadi 5 untuk Ny. A dan 4 untuk Tn. B. Diskusi: Melalui proses inhalasi aromaterapi peppermint, molekul minyak esensial mengandung senyawa menthol dan menthone yang bekerja dengan cara merangsang reseptor dingin TRPM8 dan memberikan efek menenangkan pada saluran pencernaan kemudian diserap ke dalam aliran darah dan memengaruhi pusat mual di otak, seperti chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan nucleus tractus solitarius (NTS). Kesimpulan: Aromaterapi peppermint efektif dalam menurunkan intensitas mual dan muntah pada pasien pasca kemoterapi. Hasil ini mendukung penggunaan aromaterapi peppermint sebagai intervensi komplementer, khususnya dalam manajemen efek samping kemoterapi.