PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK MENGURANGI NYERI PADA PASIEN FRAKTUR TIBIATERTUTUP PADA PASIEN Ny. I DI RUANGINSTALASI GAWAT DARURAT RSUD dr. SOEBANDI JEMBER

Latar Belakang: Fraktur Tibia Tertutup merupakan suatu patahan pada kontinuitas struktur jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma, baik trauma langsung ataupun tidak langsung. Manajemen nyeri dapat dikelola dengan terapi nonfarmakologi, Teknik non farmakologis yang dapat diterapkan adalah pemberian terapi teknik relaksasi napas dalam Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada seorang pasien perempuan usia 23 tahun dengan diagnosa Fraktur tibia tertutup yang dirawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Soebandi. Terapi relaksasi nafas dalam dilakukan setelah di berikan analgesik. Hasil: Pasien datang dalam kondisi nyeri berat dengan skala 8, pasien tampak menahan rasa sakit dan pasien tampak gelisah. Intervensi keperawatan meliputi pemeriksaan neurologis dan tanda vital, pemberian oksigen nasal kanul 4 lpm, posisi semifowler, infus Ringer Laktat 1500 cc/24 jam, serta pemberian injeksi Ketorolac dan santagesik. Setelah diberikan terapi farmakologis selanjutnya dilakukan terapi non farmakologis yaitu melakukan terapi relaksasi nafas dalam. Setelah 4 jam, terjadi penurunan skala nyeri turun 3 tingkat dan didapatkan hasil skala 5, mengeluh nyeri mulai berkurang dan gelisah menurun.
Pembahasan: Intervensi awal yang tepat berperan penting dalam mencegah perburukan kondisi pasien Fraktur tibia tertutup. Untuk penanganan Fraktur tibia tertutup dilakukan terapi nonfarmakologi yaitu Teknik relaksasi nafas dalam selama 10-15 menit.