PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP TANDA GEJALA ISOLASI SOSIAL PADA PASIEN DIRUANG KEMUNING RS RADJIMAN WEDIODININGRAT

Pendahuluan: Isolasi sosial adalah kondisi di mana pasien gangguan jiwa terutama skizofrenia menarik diri dalam interaksi sosial, menunjukkan afek datar, minim komunikasi verbal dan nonverbal, serta kesulitan membentuk hubungan interpersonal. Kondisi ini mengganggu adaptasi pasien, memperburuk gejala psikotik, dan mengurangi kualitas hidup serta efektivitas terapi kejiwaan (Sukaesti, 2019). Tujuan: Mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap tanda gejala pada pasien isolasi sosial diruang kemuning RS Radjiman Wediodiningrat. Metode: Penelitian ini menggunakan rencana deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus dalam penelitian ini yaitu selama 3 hari dimana dalam 1x pertemuan selama 30 menit setiap pertemuan Pemberian Terapi Aktivits Kelompok Sosisalisasi untuk mengurangi tanda gejala isolasi sosial Di Ruang Kemuning Rumah Sakit Radjiman Wediodiningrat. Hasil: Pelaksanaan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) pada pasien Ny. J menunjukkan peningkatan kemampuan sosialisasi dan penurunan gejala isolasi sosial. Pasien yang awalnya pasif dan menghindari interaksi mulai menunjukkan perubahan positif berupa komunikasi aktif, kontak mata, serta ekspresi afektif yang lebih baik. Secara keseluruhan, TAKS efektif meningkatkan kemampuan interaksi sosial pasien. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa setelah diberkan terapi aktivitas kelompok sosial selama 3 hari menunjukkan adannya penurunan tanda gejala pada pasien isolasi sosial.