PENGARUH METODE EKSTRAKSI KULIT BIJI KAKAO (Theobroma cacao L) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI Streptococcus mutans

Latar Belakang: Kulit biji kakao adalah bagian buah kakao yang membungkus
biji kakao dan cenderung menjadi limbah industri coklat. Namun, kulit biji kakao
mengandung senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin dan
saponin yang bersifat antibakteri. Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut
yang disebabkan oleh bakteri streptococcus mutans dengan angka kejadian yang
cukup besar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
metode ekstraksi maserasi kinetik dan sonikasi terhadap kandungan senyawa
kimia dan aktivitas antibakteri streptococcus mutans.
Metode: Ekstraksi kulit biji kakao dilakukan dengan metode maserasi kinetik dan
sonikasi menggunakan pelarut etanol 70%, untuk mengetahui kandungan senyawa
kimianya selanjutnya ekstrak diskrining fitokimia dan diuji aktivitas
antibakterinya dengan metode sumuran.
Hasil Penelitian: Hasil metode ekstraksi maserasi kinetik dan sonikasi diketahui
memiliki kandungan senyawa kimia berupa alkaloid, flavonoid, polifenol, tanin
dan saponin. Hasil uji antibakteri dengan metode ekstraksi sonikasi memiliki daya
hambat yang lebih besar yaitu 8,44 ± 1,53 mm, sedangkan metode ekstraksi
maserasi kinetik memiliki daya hambat sebesar 6,06 ± 1,19 mm.
Kesimpulan: Metode ekstraksi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia
tetapi mempengaruhi aktivitas antibakteri streptococcus mutans yang ditandai
dengan adanya perbedaan diameter zona hambat pada uji antibakteri
streptococcus mutans.