HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN GADGET DENGAN PERKEMBANGAN BICARA DAN BAHASA PADA ANAK USIA 3 – 5 TAHUN DI PMB L

Latar Belakang: Masa golden age merupakan periode penting bagi perkembangan anak, termasuk kemampuan bicara dan bahasa. Penggunaan gadget secara bijak dapat menjadi sarana stimulasi yang positif. Namun, saat ini banyak anak lebih sering menggunakan gadget untuk bermain game daripada berinteraksi atau belajar. WHO (2016) melaporkan bahwa 5–25% anak prasekolah mengalami gangguan bicara, dan di Indonesia prevalensinya mencapai 5–10%. Kurangnya stimulasi yang tepat dapat menghambat perkembangan bahasa, sehingga diperlukan pemanfaatan gadget secara edukatif dan pengawasan yang optimal dari orang tua. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan gedget dengan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia 3 – 5 tahun di PMB L. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita di PMB L sebanyak 40 anak, dengan sampel sebanyak 37 anak yang dipilih melalui teknik random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner intensitas penggunaan gadget dan lembar observasi KPSP perkembangan bicara dan bahasa. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil: Intensitas penggunaan gadget 65 % intensitas tinggi (> 60 menit/hari) dan 51% anak mengalami penyimpangan perkembangan bicara dan bahasa. Hasil analisis didapatkan p-value 0,000 yang artinya ≤ α=0,05. Kesimpulan: ada hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia 3 – 5 tahun di PMB L. Saran: Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya edukasi digital dan pendampingan orang tua, baik yang bekerja maupun tidak, dalam penggunaan gadget anak guna mencegah gangguan perkembangan bicara dan bahasa.